Warga Selandia baru Ramai-ramai Serahkan 10 Ribu Senjata Api
Warga Selandia baru Ramai-ramai Serahkan 10 Ribu Senjata Api
Warga Selandia baru Ramai-ramai Serahkan 10 Ribu Senjata Api
Warga Selandia Baru ramai-ramai memberikan lebih dari 10.000 senjata api sekian banyak jenis, mulai dari senapan, perangkat sampai aksesoris senjata api. Penyerahan ini dilaksanakan selama pekan kesatu pemberlakuan program beli pulang oleh pemerintah Selandia Baru.
Program itu dipermaklumkan setelah penembakan massal terjelek dalam masa damai negara itu. Angka itu diketahui menurut data kepolisian yang diluncurkan pada acara hari Minggu, Sunday show, dilansir dari Reuters, Senin (22/7).
Undang-undang reformasi senjata yang dikeluarkan pemerintah pada April lalu menata tentang pelarangan mayoritas senjata api semi-otomatis, perangkat-perangkat yang mengolah senjata api menjadi semi-otomatis, perangkat penyimpanan dan pengisian amunisi atau magazin, dan sejumlah jenis senapan.
Para empunya diberi waktu sampai 20 Desember untuk memberikan senjata apinya dan bakal dihargai hingga dengan 95 persen dari harga asli ketika pembelian.
Pemerintah Selandia Baru sendiri sudah menyiapkan 208 juta dolar Selandia Baru atau selama Rp2 triliun sebagai kompensasi guna program beli pulang ini.
Program pembelian pulang ini dilaksanakan empat bulan sesudah Brenton Tarrant memakai senjata api semi-otomatis guna menyerang umat Muslim yang tengah mengerjakan salat Jumat di kota Christchurch pada Maret lalu. Sebanyak 51 orang tewas dalam kejadian tersebut.
Kepolisian setempat mengapresiasi tingginya jumlah orang yang memberikan senjata pada hari kesatu program beli pulang diberlalukan, Minggu lalu, dengan 684 orang memberikan 1.061 senjata dan 3.397 perlengkapan serta aksesoris.
Pengawas polisi Karyn Malthus menuliskan ratusan senjata api telah di berikan di kota Auckland.
"Respon dari semua pemilik senjata paling positif," katanya dalam suatu pernyataan.
Berdasarkan keterangan dari Small Arms Survey, dengan populasi di bawah lima juta orang dan diduga total 1,5 juta senjata api, Selandia Baru sedang di peringkat ke-17 dalam susunan kepemilikan senjata api sipil.
Sementara tersebut menurut keterangan dari laporan media, Rabu lalu, warga kota Christchurch kecewa dengan usulan pendahuluan toko senjata api 'Gun City' di kota itu.
Sebab Brenton Tarrant melakukan pembelian empat senjata dan amunisi dari toko tersebut melewati online.
Brenton Tarrant, yang diadili pada Mei, mengaku tidak bersalah atas 92 dakwaan yang dituduhkan kepadanya, tergolong tuduhan terorisme kesatu di Selandia Baru.
Warga Selandia baru Ramai-ramai Serahkan 10 Ribu Senjata Api
Warga Selandia Baru ramai-ramai memberikan lebih dari 10.000 senjata api sekian banyak jenis, mulai dari senapan, perangkat sampai aksesoris senjata api. Penyerahan ini dilaksanakan selama pekan kesatu pemberlakuan program beli pulang oleh pemerintah Selandia Baru.
Program itu dipermaklumkan setelah penembakan massal terjelek dalam masa damai negara itu. Angka itu diketahui menurut data kepolisian yang diluncurkan pada acara hari Minggu, Sunday show, dilansir dari Reuters, Senin (22/7).
Undang-undang reformasi senjata yang dikeluarkan pemerintah pada April lalu menata tentang pelarangan mayoritas senjata api semi-otomatis, perangkat-perangkat yang mengolah senjata api menjadi semi-otomatis, perangkat penyimpanan dan pengisian amunisi atau magazin, dan sejumlah jenis senapan.
Para empunya diberi waktu sampai 20 Desember untuk memberikan senjata apinya dan bakal dihargai hingga dengan 95 persen dari harga asli ketika pembelian.
Pemerintah Selandia Baru sendiri sudah menyiapkan 208 juta dolar Selandia Baru atau selama Rp2 triliun sebagai kompensasi guna program beli pulang ini.
Program pembelian pulang ini dilaksanakan empat bulan sesudah Brenton Tarrant memakai senjata api semi-otomatis guna menyerang umat Muslim yang tengah mengerjakan salat Jumat di kota Christchurch pada Maret lalu. Sebanyak 51 orang tewas dalam kejadian tersebut.
Kepolisian setempat mengapresiasi tingginya jumlah orang yang memberikan senjata pada hari kesatu program beli pulang diberlalukan, Minggu lalu, dengan 684 orang memberikan 1.061 senjata dan 3.397 perlengkapan serta aksesoris.
Pengawas polisi Karyn Malthus menuliskan ratusan senjata api telah di berikan di kota Auckland.
"Respon dari semua pemilik senjata paling positif," katanya dalam suatu pernyataan.
Berdasarkan keterangan dari Small Arms Survey, dengan populasi di bawah lima juta orang dan diduga total 1,5 juta senjata api, Selandia Baru sedang di peringkat ke-17 dalam susunan kepemilikan senjata api sipil.
Sementara tersebut menurut keterangan dari laporan media, Rabu lalu, warga kota Christchurch kecewa dengan usulan pendahuluan toko senjata api 'Gun City' di kota itu.
Sebab Brenton Tarrant melakukan pembelian empat senjata dan amunisi dari toko tersebut melewati online.
Brenton Tarrant, yang diadili pada Mei, mengaku tidak bersalah atas 92 dakwaan yang dituduhkan kepadanya, tergolong tuduhan terorisme kesatu di Selandia Baru.
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.