Pakai Jarum Suntik Bekas, Dokter Sebabkan 900 Anak Tertular HIV
Pakai Jarum Suntik Bekas, Dokter Sebabkan 900 Anak Tertular HIV
Tugas seorang dokter adalah merawat dan menyembuhkan pasiennya, bukan memberi mereka penyakit baru.
Dikenal sebagai Dr Muzaffar Ghanghro, ia adalah salah satu dokter termurah di kawasan Islamabad, ibu kota Pakistan.
Dokter anak ini hanya mengenakan biaya 30 rupee atau Rp2.700 untuk setiap kunjungan.
Pada 28 Oktober, Dr Muzaffar didakwa menyebabkan 900 pasien di bawah usia 12 tahun terinfeksi virus HIV.
Menggunakan Jarum Suntik dari Tong Sampah
Menurut ayah dari salah satu korban, Dr Muzaffar mencari jarum suntik di tempat sampah. Setelah itu menggunakan jarum suntik bekas tersebut untuk menyuntik anaknya.
Kejadian tersebut berlangsung di depan matanya sendiri. Akibat berobat di Dr Muzaffar, kini anaknya yang berusia enam tahun tertular virus HIV.
Ketika ayah anak tersebut mengeluh tentang jarum suntik bekas, Dr Muzaffar mengatakan dia tidak punya cukup uang untuk membeli jarum baru.
50 Anak Tertular Virus HIV
Dalam insiden terpisah, orang tua dari tiga anak yang menjadi korban juga mengeluhkan tentang Dr Muzaffar.
Mereka menyebutnya sebagai dokter yang ceroboh karena menggunakan jarum yang sama untuk menyuntik 50 anak.
Setelah kejadian itu, Dr Muzaffar sekarang telah ditangkap dan didakwa melakukan kelalaian dan pembunuhan tidak disengaja.
Menurut polisi, lebih dari setahun, 1.100 orang positif mengidap HIV karena kelalaian para dokter yang tidak bertanggung jawab ini.
Tertangkapnya Dr Muzaffar didasarkan pada laporan para orang tua yang mengatakan bahwa pria itu sering menggunakan jarum suntik yang sama.
Banyak Dokter Palsu
Kasus ini mulai terungkap setelah dokter Imran Akbar Arbani menemukan adanya wabah virus HIV di kalangan anak-anak dan memberitahukannya kepada The New York Times.
"Penderita HIV tidak akan berkurang jika tidak ada yang mengawasi dokter dan dokter gigi palsu serta tukang cukur rambut," kata dokter Imran.
Dokter Imran kemudian memperingatkan meskipun pelaku sudah tertangkap, tapi para orang tua harus selalu waspada dengan pergi ke klinik untuk berobat.
http://68.183.234.248/sultan99/
Dokter Termurah
Jurnalis lokal, Gulbahar Shaikh, mengabarkan berita epidemi itu pada April 2019. Dia menyaksikan tetangga dan kerabatnya bergegas ke klinik untuk berbaris dan menguji virus.
Ketika para pejabat turun ke Ratodero untuk menyelidiki, mereka menemukan banyak anak yang terinfeksi telah pergi ke dokter anak yang sama, Muzaffar Ghanghro.
Shaikh panik karena Muzzaffar merupakan dokter anak anak-anaknya. Dia mendesak keluarganya untuk dites, dan putrinya yang berusia dua tahun dipastikan menderita virus, yang merupakan penyebab AIDS.
"Itu sangat menghancurkan," kata Shaikh.
Muzaffar merupakan dokter termurah di kota ini. Dia meminta bayaran 20 sen untuk banyak orang tua di sini yang berpenghasilan kurang dari 60 dollar AS sebulan .
Ghanghro ditangkap dan didakwa oleh polisi karena kelalaian, pembunuhan dan menyebabkan kerusakan yang tidak disengaja.
Tapi dia belum dihukum, dan dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, dia bersikeras dia tidak bersalah dan tidak pernah menggunakan kembali jarum suntik yang sudah dipakai.
Pakai Jarum Suntik Bekas, Dokter Sebabkan 900 Anak Tertular HIV
Dikenal sebagai Dr Muzaffar Ghanghro, ia adalah salah satu dokter termurah di kawasan Islamabad, ibu kota Pakistan.
Dokter anak ini hanya mengenakan biaya 30 rupee atau Rp2.700 untuk setiap kunjungan.
Pada 28 Oktober, Dr Muzaffar didakwa menyebabkan 900 pasien di bawah usia 12 tahun terinfeksi virus HIV.
Menggunakan Jarum Suntik dari Tong Sampah
Menurut ayah dari salah satu korban, Dr Muzaffar mencari jarum suntik di tempat sampah. Setelah itu menggunakan jarum suntik bekas tersebut untuk menyuntik anaknya.
Kejadian tersebut berlangsung di depan matanya sendiri. Akibat berobat di Dr Muzaffar, kini anaknya yang berusia enam tahun tertular virus HIV.
Ketika ayah anak tersebut mengeluh tentang jarum suntik bekas, Dr Muzaffar mengatakan dia tidak punya cukup uang untuk membeli jarum baru.
50 Anak Tertular Virus HIV
Dalam insiden terpisah, orang tua dari tiga anak yang menjadi korban juga mengeluhkan tentang Dr Muzaffar.
Mereka menyebutnya sebagai dokter yang ceroboh karena menggunakan jarum yang sama untuk menyuntik 50 anak.
Setelah kejadian itu, Dr Muzaffar sekarang telah ditangkap dan didakwa melakukan kelalaian dan pembunuhan tidak disengaja.
Menurut polisi, lebih dari setahun, 1.100 orang positif mengidap HIV karena kelalaian para dokter yang tidak bertanggung jawab ini.
Tertangkapnya Dr Muzaffar didasarkan pada laporan para orang tua yang mengatakan bahwa pria itu sering menggunakan jarum suntik yang sama.
Banyak Dokter Palsu
Kasus ini mulai terungkap setelah dokter Imran Akbar Arbani menemukan adanya wabah virus HIV di kalangan anak-anak dan memberitahukannya kepada The New York Times.
"Penderita HIV tidak akan berkurang jika tidak ada yang mengawasi dokter dan dokter gigi palsu serta tukang cukur rambut," kata dokter Imran.
Dokter Imran kemudian memperingatkan meskipun pelaku sudah tertangkap, tapi para orang tua harus selalu waspada dengan pergi ke klinik untuk berobat.
http://68.183.234.248/sultan99/
Dokter Termurah
Jurnalis lokal, Gulbahar Shaikh, mengabarkan berita epidemi itu pada April 2019. Dia menyaksikan tetangga dan kerabatnya bergegas ke klinik untuk berbaris dan menguji virus.
Ketika para pejabat turun ke Ratodero untuk menyelidiki, mereka menemukan banyak anak yang terinfeksi telah pergi ke dokter anak yang sama, Muzaffar Ghanghro.
Shaikh panik karena Muzzaffar merupakan dokter anak anak-anaknya. Dia mendesak keluarganya untuk dites, dan putrinya yang berusia dua tahun dipastikan menderita virus, yang merupakan penyebab AIDS.
"Itu sangat menghancurkan," kata Shaikh.
Muzaffar merupakan dokter termurah di kota ini. Dia meminta bayaran 20 sen untuk banyak orang tua di sini yang berpenghasilan kurang dari 60 dollar AS sebulan .
Ghanghro ditangkap dan didakwa oleh polisi karena kelalaian, pembunuhan dan menyebabkan kerusakan yang tidak disengaja.
Tapi dia belum dihukum, dan dalam sebuah wawancara dengan The New York Times, dia bersikeras dia tidak bersalah dan tidak pernah menggunakan kembali jarum suntik yang sudah dipakai.
No comments
Note: Only a member of this blog may post a comment.